Ini Sepak Terjang Abu Walid, Gembong Teroris Asal Klaten

0

Sheikh Abdullah al-Muhasani bersama dengan Abu Walid al-Muhajir, saat di Suriah.

Abu Walid alias Mohd Saifudin Faiz asal Klaten merupakan salah satu algojo ISIS di Suriah. Dia salah satu orang yang merekrut Warga Negara Indonesia (WNI) untuk bergabung dengan ISIS.

Pengamat Terorisme dari Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Ali Asghar mengatakan bahwa nama Abu Walid atau Faiz ini salah satu bagian dari tiga serangkai WNI di Suriah yang bergabung dengan organisasi ISIS.

“Selain Bachrumsyah dan Abu Jandal, tiga orang ini menjadi penghubung ISIS di Indonesia atau agen penghubung WNI ke ISIS Suriah,” kata Ali Asghar kepada AKURAT.CO, saat dihubungi, Selasa (12/2/2019).

Diketahui, Abu Jandal dan Bahrumsyah merupakan sosok narsistik yang sering muncul di video, dan tersebar di media sosial terkait keberadaan ISIS di Suriah.

Sementara itu, dikatakan Ali Asghar, sejak 2016 Abu Walid sudah 2 kali muncul dalam video yang menyerukan jihad bersama ISIS di Suriah dan negara-negara lain, termasuk di Indonesia.

Ia menjelaskan, Abu Walid merupakan alumni Pondok Pesantren Almukmin Ngruki, Surakarta ini memiliki pemahaman agama terkait masalah jihad. Pemahaman tersebut didapatkan dari pondok pesantren yang diasuh Abu Bakar Ba’asyir.

“Seperti halnya Bachrumsyah dan Abu Jandal, Abu Walid ini memiliki pemahaman agama yang mendalam, karena disamping Alumni Pesantren Ngruki dan perguruan tinggi di Arab Saudi,” ucapnya.

Selain itu, dikatakannya, Abu Walid juga lahir dari keluarga ulama terpandang di daerahnya di Klaten.

“Karena itu, Bachrumsyah, Abu Jandal, dan Abu Walid, mereka cukup disegani dan memiliki pengaruh di kalangan simpatisan ISIS di Asia Tenggara,” sambungnya.

Lebih lanjut terkait keterlibatan Abu Walid dalam jaringan terorisme itu sejak massa Nurdin M Top dan Dr Azhari. Dan juga pernah terlibat dalam kasus bom Bali pada 2002 bersama Amrozi, Imam Samudera dan lain-lain.

“Jadi nama Abu Walid ini tidak asing lagi karena terlibat dalam aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia, dari konflik Ambon, Poso, Bom Bali 2 hingga ISIS,” paparnya.

Sumber: Akurat.co, Selasa, 12 Februari 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *